Wednesday, September 2, 2009

Amanda berjalan santai di pinggir trotoar kota London yang bising, beriringan dengan sepupunya, Nathaniel. Ia menolak tawaran pamannya untuk mengantarnya berbelanja ke Diagon Alley, dan memutuskan mengajak Nathaniel bersamanya. Hitung-hitung agar sepupunya itu tidak canggung lagi bila berbelanja tahun depan. Di samping itu, Amanda telah terbiasa melakukan semua hal sendirian, dan ia tidak suka bila harus merepotkan orang lain. Tidak. Sejak kecil, saat kedua orangtuanya masih hidup, Amanda telah diajarkan untuk berdiri sendiri, untuk tidak bergantung pada orang lain. Dan hal itu telah melekat erat-erat di hatinya. Suatu saat ayahnya pernah mengucapkan sebuah harapan, yang tak akan pernah Amanda lupakan. Dengan sepenuh hati ia berjanji untuk berusaha mewujudkan hal tersebut. Harapan ayahnya tidak muluk-muluk. Ia hanya ingin Amanda menjadi seseorang yang bermanfaat bagi semua orang. Sederhana, tetapi tak mudah untuk melaksanakannya, kau tahu.

Akhirnya. Setelah berjalan selama kurang lebih 15 menit, Amanda kini berdiri di depan Leaky Cauldron, penghubung menuju Diagon Alley sekaligus tempat ia dan Nat akan menginap beberapa hari. Amanda membuka pintu tersebut perlahan, dan segera disambut hiruk pikuk para pengunjung dalam ruangan. Leaky Cauldron amat ramai di awal tahun ajaran baru Hogwarts, tentu, Amanda tahu itu. Ia mengedarkan pandangan, mencari meja kosong. Masih ada beberapa, syukurlah. Memutuskan untuk memesan kamar terlebih dahulu, Amanda melangkah menghampiri bar tempat seorang pelayan sedang berdiri.

"Permisi, saya ingin memesan sebuah kamar atas nama Amanda Steinhart. Yang cukup untuk dua orang, please. Oh, dan 2 gelas Butterbeer. "

Labels: ,


6:44 PM