Wednesday, September 2, 2009

Amanda berdiri di samping counter, menunggu. Debu beterbangan di sekitarnya, membuat Amanda terbatuk dan bersin berkali-kali. Aduh, tempat ini tidak baik untuk kesehatan. Amanda menggosok-gosok hidungnya yang gatal. Bertahan, tinggal sebentar lagi. Dengan gembira Amanda melihat sang pegawai toko kembali dengan membawa sebuah kotak persegi panjang. Kotak itu terlihat amat tua, sama seperti toko itu, dan dilapisi debu. Wii, keren. Amanda mengerjap-ngerjapkan mata, kemudian menatap kotak tersebut lekat-lekat. "Ini silahkan coba. Ini kayu elder, inti dari sisik naga ekor berduri dan panjang 28 centi. Harga tongkat itu 2 galeon." Pegawai magang itu menyodorkan kotak tersebut kepada Amanda. Amanda menerimanya dengan hati-hati. Sejenak ia tertegun. Sekarang ia punya tongkat sihir. Ya ampun. Wow.

Lalu ia sadar bahwa ia belum membayar. Amanda segera merogoh saku mencari kantung uang yang diberikan goblin Gringotts, mengambil 2 keping emas Galleon, dan menyerahkannya kepada pegawai toko. Setelah mengucapkan terima kasih, Amanda bergeser beberapa langkah dari counter, kemudian ia mengangkat kotak di tangannya hingga setinggi dagu. Ia menoleh ke arah Nathaniel. "Sihir, Nat. Tongkat. Err... maksudku tongkat sihir, Nat. Aku punya tongkat sihir! Aku tidak percaya..." Amanda mengguncang-guncang bahu Nathaniel saking gembiranya.

"Sst, Amanda, jangan berisik..."

"Ups, sori," ujar Amanda. "Habisnya aku senang sekali. Coba kita lihat bagaimana rupanya." Dengan hati berdebar-debar, Amanda mengangkat tutup kotak. Dipandangnya sebilah tongkat yang tergeletak di dalamnya. Tongkat itu berwarna cokelat pekat, gagangnya memiliki ukiran-ukiran rumit. Well, 28 senti, ukuran yang ideal menurut Amanda. Dengan amat perlahan ia menggenggam tongkat tersebut. Sebuah sensasi menggelenyar menyenangkan mengalir di tubuh Amanda. Ia ingat, satu hal yang selalu ditekankan oleh pamannya tentang tongkat sihir adalah: tongkatlah yang memilih penyihir. Tidak mengherankan jika pada suatu saat seorang penyihir luar biasa mendapatkan tongkat yang sama sekali tidak ampuh, begitupun sebaliknya. Tapi, dari yang pernah Amanda baca, hal seperti itu amat jarang terjadi. Amanda sendiri tidak tahu apakah sensasi yang barusan ia rasakan merupakan pertanda baik atau tidak. Semoga saja baik.

"Ayo, Nat." Tanpa mencoba terlebih dahulu, Amanda melangkah keluar toko dengan hati bahagia.

Labels: ,


7:36 PM