Wednesday, September 2, 2009

Amanda mengetuk-ngetukkan jari ke dagu. Apakah masih ada yang ketinggalan? Ia menoleh ke arah tasnya, mengira-ngira apakah semuanya sudah lengkap. Amanda membongkar dan menyusun koper biru tuanya dua kali lagi, dan setelah benar-benar yakin semua barang telah dimasukkan, ia menghela nafas, mengangkat kopernya dengan susah payah, kemudian menyeretnya menuju pintu keluar kamar. Leaky Cauldron, tempat ini semakin ramai saja di saat-saat awal tahun ajaran baru Hogwarts akan dimulai. Amanda memandang tempat itu untuk terakhir kalinya, bergumam mengucapkan selamat tinggal, dan, dengan Nathaniel di belakangnya, melangkah keluar Leaky Cauldron menuju jalan utama Diagon Alley.

Stasiun King's Cross
Amanda memutuskan untuk mengambil jalan pintas, dan berjalan menuju Stasiun King's Cross. Selembar tiket kereta Hogwarts Express terselip dengan aman di sakunya. Peron 9 3/4. Amanda tidak lagi bertanya-tanya apakah sebenarnya yang dimaksud dengan 9 3/4, Paman Amethyst telah menjelaskan segalanya. Setelah lima belas menit berjalan terseok-seok kepayahan, menyeret koper di tangan kanan, menggenggam sangkar Proteus di tangan kiri, akhirnya ia sampai di stasiun. Dibelakangnya, Nathaniel membantu membawakan kuali Amanda yang tak muat dimasukkan ke dalam koper. Muggle-muggle berlalu-lalang, kelihatan terburu-buru. Porter-porter bersemangat terlihat melayani para calon penumpang. Amanda menghampiri salah satu dari mereka, menyewa sebuah troli, kemudian meletakkan seluruh barang bawaan kedalamnya. Fiuh. Bagus. Sekarang tinggal mencari peron 9 3/4.

Entah mengapa Amanda dapat menemukannya hanya dalam beberapa detik. Beberapa anak terlihat sedang berdiri di dekat dinding kelabu, yang berdiri di antara peron 9 dan 10. Itu dia. Amanda berjalan dengan percaya diri mendekati dinding tersebut, kemudian berhenti beberapa meter jauhnya dari sana. Ia melihat jam stasiun. Sebentar lagi. Amanda berbalik, menatap Nathaniel. Saat-saat seperti ini amat sangat ia benci. "Jaga Paman baik-baik ya, Nat," ujar Amanda. Ia memeluk sepupunya dengan erat, "Kutunggu kau tahun depan, oke?" Tidak, Amanda, kau tak boleh menangis. Amanda melepaskan Nathaniel, menarik troli barang, kemudian bergegas menembus dinding di hadapannya. Ia tidak mau berlama-lama mengucapkan perpisahan, itu hanya akan membuatnya lebih sedih.

Labels: ,


10:19 PM