Wednesday, September 2, 2009

[Smunx]

KLONTANG! KLONTANG!

Sebuah kaleng soda bergulir lincah menyusuri jalan berdebu Diagon Alley, pasrah saja ketika sepasang kaki menggelandangnya untuk berputar lebih jauh. Nathaniel melangkah santai, setengah melamun, kakinya secara bergantian menendang kaleng bekas malang tersebut sepanjang jalan menuju Gringotts. "Haduh, Nat! Stop, oke. Kau--berisik, tahu tidak," suara Amanda memaksanya menoleh dan menatap wajah gadis itu dengan seksama. Nathaniel nyengir.

Pemuda berambut hitam itu menghentikan langkahnya, memperhatikan dengan takjub ketika sang gadis cilik dengan cekatan menyambar kaleng tersebut dari tanah dan melemparkannya ke tempat sampah terdekat. Ah, sepupunya yang satu itu memang luar biasa baik. Ia tak habis pikir bagaimana mungkin ada seseorang yang amat peduli terhadap segalanya seperti Amanda. "Sori, deh," ujarnya seraya menyeringai, lengan kirinya mengacak rambut anak perempuan itu. Mereka kembali melanjutkan perjalanan--kali ini tanpa suara bising kaleng berkelontang--menuju Bank Sihir Gringotts. Pemberhentian pertama. Sepasang kaki Nathaniel berhenti sejenak di hadapan pintu perunggu mengkilap--pintu masuk utama. Mengerling sang goblin penjaga berkostum merah dan emas yang tengah berdiri dengan gagah di sebelah pintu, anak lelaki tersebut menarik napas sekali, dan setelah mengangguk pada Amanda untuk meyakinkan diri, ia pun mendorong pintu di hadapannya, melangkah masuk.

Well, tak ada yang berubah, semua masih terlihat sama seperti tahun lalu. Untuk kali kedua Nat kembali menyusuri ruangan utama Gringotts, menatap para goblin di sekelilingnya dengan tatapan penasaran, menuju meja berplang 'Pelayanan Khusus Siswa Hogwarts' di sudut ruangan. Fine, akhirnya ia dapat merasakan perasaan yang dirasakan Amanda tahun lalu, perasaan dimana terjadi sebuah sensasi aneh di jantungnya, dan entah mengapa membuat lidahnya terasa kelu. Oh, c'mon Nat. Just take and leave. Tidak terlalu sulit, rite? Semoga saja. Kini ia telah berdiri di hadapan seorang goblin--salah satu yang cerdas, jika dilihat dari tampangnya--berjanggut runcing, terlihat jelas merupakan salah satu yang tengah bertugas melayani para siswa Hogwarts. Oke, here he go.

Nathaniel menelan ludah, merogoh saku celana jeansnya, mengeluarkan kunci emas miliknya, lalu dengan sedikit ragu menyodorkannya pada sang goblin. "Saya ingin mengambil uang, 300 galleon. Ini kuncinya. Terima kasih banyak," ujarnya cepat. Done. Fiuh.

Labels: ,


10:20 PM