Wednesday, September 2, 2009

Nice. Di Toko Jubah Madam Malkin Amanda dilayani dengan cepat. Tak berapa lama setelah ia memesan, sang pegawai toko segera kembali dengan membawa bungkusan satu paket seragam Hogwarts di tangannya. Andai semua toko di Diagon Alley seperti itu. "You're welcome. Seratus tiga puluh lima galleon, Ms Steinhart." Pegawainya juga ramah. Amanda tersenyum senang. Ia merogoh kantung uang miliknya, mengambil seratus tiga puluh lima galleon, dan menyerahkannya kepada pegawai di hadapannya. Setelah beres, Amanda berpaling pada Nathaniel. "Well, aku ingin berkeliling sejenak, Nat. Di luar panas." Nathaniel tersenyum simpul. Tanpa menunggu jawaban sepupunya, Amanda mulai melangkah, mengamati segala hal yang berada dalam ruangan itu.

Yang pertama kali dilihatnya adalah sebuah jubah. Amanda menyentuh jubah itu, meraba bahannya. Kasar. Amanda membungkuk, membaca keterangan yang tertulis di bagian bawah jubah : Jubah bekas, 15 Galleon. Hm. Amanda mengerutkan kening. Heran. Untuk apa memajang jubah bekas? Selanjutnya, langkah Amanda terhenti di depan sebuah jubah mewah, berlabel 'Jubah pesta, Kualitas tinggi, 95 galleon.' Ck, ck... Untuk apa sih mengeluarkan uang begitu banyak hanya untuk satu stel baju? Tidak masuk akal. Lebih baik uangnya digunakan untuk membeli buku. Tapi, mau tak mau Amanda merasa penasaran juga dengan jubah pesta itu. Apa sih istimewanya? Amanda meraba tekstur luar jubah, di sana terukir berbagai macam pola rumit, menambah kesan glamor. Glamor, ih. Amanda jadi teringat kejadian beberapa minggu lalu, saat sahabat Mugglenya, Shirleen, berulang tahun.

Saat itu rumah Shirleen amat sangat ramai sekali, semua orang yang hadir memakai pakaian mereka yang paling bagus. Kecuali Amanda, tentu saja. Di antara para undangan, terdengar suara seorang gadis membangga-banggakan gaun pestanya yang mahal. Amanda tidak mengenalnya. Dan, yang terjadi adalah, saat Amanda sedang mondar-mandir membawa nampan dengan gelas-gelas berisi cola, untuk membantu Shirleen, tak sengaja ia menabrak gadis itu. Gelas-gelas terbalik, menumpahkan seluruh isinya tepat ke atas gaun pesta yang katanya mahal itu. Amanda tidak sengaja, sungguh. Err... Yah, habisnya gadis itu menghalangi jalan sih. Amanda selalu tertawa geli jika mengingat ekspresi gadis itu.

Setelah puas berkeliling, Amanda melangkah menuju pintu, membukanya dan beranjak keluar, siap untuk berbelanja lagi.

Labels: ,


7:37 PM