Saturday, August 29, 2009

Kompartemen 15-#2

Nat menggerak-gerakkan kaki tak sabar, tangannya terlipat di dada. Oh, cepatlah, ia sudah lelah berdiri. At last, pintu kompartemen di hadapannya terbuka--tak sepenuhnya, hanya terbentuk sebuah celah kecil, wajah sang gadis menyembul keluar, sementara tubuhnya tetap memblokir jalan masuk. Nat mengangkat kedua alisnya, dan tercengang ketika anak perempuan itu mulai menyemburnya dengan kata-kata, "Kau tahu bahwa mengganggu orang yang sedang beristirahat itu tidak sopan, kan? Aku tidak peduli kau mau berkata bahwa kompartemen lain sudah penuh atau apapun, tapi kompartemen ini sudah tidak menerima pengunjung lainnya." Nat mendengus. Apa-apaan sih perempuan ini? Kompartemen ini sudah tidak menerima pengunjung lainnya? Sigh, are you kidding me? Seenaknya saja. Apa dia pikir kereta ini milik nenek moyangnya?

Gadis itu terus berceloteh panjang lebar, menyuruh Nat untuk mencari kompartemen lain, dan bla bla bla, apapun itu, kalimat terakhir yang terdengarlah yang membuat pemuda itu memicingkan mata, memandang lurus, tepat ke arah mata anak perempuan itu berada. Lemah dan manja dia bilang? Well, gadis ini benar-benar cari gara-gara. Nat mengubah posisi tubuhnya. Tangan kanannya bertolak di pinggang, sedangkan tangan yang kiri ia tumpukan pada pintu kompartemen. Ia menatap wajah menantang di hadapannya dengan lekat, kemudian berujar, "Well, Miss 'Egois', jika kau mengira aku akan pergi setelah mendengar seluruh omong kosongmu--kau salah besar. Sekarang minggir, atau aku akan menerobos masuk..."

Kalimatnya terhenti ketika sebuah ledakan terjadi tepat di sampingnya, membuatnya terhuyung ke samping. What the-- Seorang anak laki-laki dengan tongkat teracung telah berdiri di hadapannya. Oke, pastinya dialah penyebab ledakan tersebut. Ini--oh, masa bodoh, ia tak peduli. Ia mengerling ke arah pintu kompartemen, melihat bahwa sang gadis telah terjatuh. Nat menyeringai, mengambil kesempatan itu untuk membuka pintu kompartemen lebar-lebar, lalu menyeret kopernya masuk, mengacuhkan teriakan pengusiran si anak perempuan. Terserah, terserah, gadis itu mau bilang apa.

Nat mengangkat kopernya ke tempat penyimpanan barang, dan tanpa basa-basi menghenyakkan tubuh di tempat duduk. Nice. Akhirnya. Tak dapat sepenuhnya mengacuhkan seorang anak perempuan yang terjatuh, Nat mendengus kecil, mengulurkan tangannya ke arah gadis itu. "Butuh bantuan?" ujarnya dingin. Perlu dicatat, ia membantu hanya karena ia masih punya etika. Itu saja.

Labels: ,


3:41 PM