Welcome to Leaky Cauldron-#2[Pegawai Magang]Astaga, debunya.
Amanda terbatuk kecil, kemudian bersin dua kali berturut-turut. Ia menggosok-gosok hidung seraya mengerling ke lantai kayu dibawahnya, berpaling menatap sudut, lalu mengamati bagian belakang konter. Ck ck. Sungguh amat disayangkan tempat populer layaknya Leaky Cauldron tak mendapatkan pembersihan yang layak, dibiarkan tak terurus begini. Kepulan partikel-partikel debu bergulung, merambati lantai sejauh beberapa meter sebelum melayang ke atas, melanglang tanpa tujuan namun dapat dipastikan mengganggu organ pernapasan siapapun yang lewat. Tak ayal lagi, dapat dilihat dalam selintas pandang bahwa--entah karena tak sempat atau memang tak mau--kebersihan ruangan ini berada di bawah rata-rata, kepedulian pemiliknya pun sepertinya minim. Gadis itu melirik sang bos--Tom The Barman--benar-benar berharap pria itu tak menguasai legilimens.
"Cola satu, please?"Ah, ya.
Time to work. Amanda menoleh cepat, melihat ke arah pelanggan berikutnya. Oho, Parker.
"Pagi, Parker. Hari yang cerah untuk mampir, eh?" Ia menyambar cola dari tempat penyimpanan, kemudian menyodorkannya kepada Parker.
"Here it is, 3 sickles. By the way, beomu apa kabar?" ujar Amanda, cengiran terpampang di wajahnya. Pertemuan di koridor Hogwarts Express beberapa minggu yang lalu kembali terlintas, mengingatkannya pada insiden kaburnya beo milik gadis di hadapannya, mengingatkannya pada sahabatnya juga...
Larry. Dimana anak itu ya? Kedua manik kecokelatannya bergulir ke arah pintu depan Leaky Cauldron, setengah berharap dapat menemukan sesosok anak lelaki berambut hitam ikal, dengan Flakier di toplesnya, seperti biasa--namun kelihatannya harapan itu belum dapat terealisasikan hari ini, di tempat ini. Payah. Kembali menerawang, album liburan musim panasnya tersingkap. Kejadian luar biasa yang menghampirinya tanpa aba-aba itu--yang turut melibatkan senior McAfferty, Trixie dan Larry--menghujam jantungnya dengan sebuah fakta mencengangkan yang tetap belum mampu diterima oleh akal sehat serta benak sadarnya hingga detik ini, lagi-lagi hadir. Beritahu padanya kalau hal itu benar-benar terjadi, Tuhan, tolong...
"Bisa tolong, tiramisu dan capuccinonya dua?" Amanda tersentak, pandangannya terpancang pada seorang gadis berambut hitam dengan mata kehijauan yang baruran menyerukan pesanan. Hei, tak baik bengong saat melaksanakan tugas, Steinhart. Ia tersenyum, dengan cekatan mengambil tiramisu dan dua gelas cappucino, kemudian memberikannya kepada sang gadis.
Silahkan, Miss. Tiramisu dan dua capuccino, seluruhnya 19 sickle dan 50 knut. Terima kasih banyak atas kedatangannya," tutur Amanda, anggukan sopan menyertai ucapan. Entah mengapa para murid baru selalu membuat senyumnya hadir, hatinya senang karena akan menemui pribadi-pribadi dengan karakter berbeda, berharap pribadi tersebut mampu memberikan kontribusi positif bagi Hogwarts. Well, semoga.
"Err, Miss, aku mau pesan segelas butterbeer dingin dan dua Tiramisu. Berapa harganya, ya? Ah, dan aku juga butuh satu kamar. Terima kasih." Seorang pemuda cilik berambut hitam berujar, disambut oleh gerakan penyerahan sebuah kunci kamar, satu gelas butterbeer dan dua tiramisu dalam hitungan detik.
"Silahkan, dear, Sir. Kamar 303. Segelas butterbeer dan dua tiramisu, 28 sickle. Sama-sama dan terima kasih banyak." Apakah ia telah berlaku sebagai seorang pegawai magang yang baik? Hope so. Amanda tak ingin mendapatkan sesuatu sementara usaha yang ia lakukan tak maksimal, ditambah dengan kenyataan bahwa 50 galleon bukanlah jumlah yang sedikit. Just. Do. Her. Best.
Next? Seorang gadis lagi, kali ini memesan sebuah kamar.
"Silahkan, kamar 304. Jika ada yang dibutuhkan lagi, silahkan panggil saya, terima kasih banyak," serunya riang, seraya menyerahkan satu kunci--lagi. Berapa banyak kamar yang telah dipesan hari ini, eh? Berikutnya, lagi-lagi seorang gadis, kali ini berambut pirang, mengajukan pesanan. Segera datang, Nona cilik.
"Satu kamar? Here, kunci kamar 305. Air mineral serta bacon dengan telur, seluruhnya 10 sickle dan 40 knut. Selamat menikmati, dan semoga harimu menyenangkan," respon Amanda, dengan elemen penyerta yang selalu melengkapi, senyuman. Huft, sudah? Atau ada lagi?
"Pesan segelas... Whiski Api Tua Odgen." Wohoo, siapakah gerangan yang memesan? Wajah pucat dan tirus seorang anak lelaki berambut gelap dan berponi menyambut Amanda saat kedua matanya mencari sumber suara. Whiski api? Hm,
hold on a second.
"Maaf, dear Sir, whiski api hanya untuk orang dewasa. Silahkan memesan menu lain, terima kasih atas pengertiannya." Ya, whiski api belum patut kau konsumsi, anak manis.
(OOC : Yang telah dilayani :
Irine C. Parker
Emily E. Elf
Chad Kevin Bleau
Gellowine Arasha
Kate Evelyn
Jacky D. Reaper
Jika ada yang salah atau terlewat, silahkan PM saya)
Labels: Steinhart, Welcome to Leaky Cauldron