Thursday, April 9, 2009

Shape of My Heart-#1

She hates dilemma.

Daun yang satu itu terkepak. Sekujur tubuhnya bergetar, terombang-ambing oleh desauan angin pagi, berkibar serempak bersama teman-temannya di dahan yang sama, pada tangkai yang identik. Jingga yang menyelimutinya berkilat terbias tetesan embun, menimbulkan kemilau abstrak yang melebar. Bertahan. Bertahan. Setidaknya untuk sesaat. Namun harapan tetaplah harapan, kenyataannya sang daun menyerah begitu saja. Pasrah saat angin menebas leher tangkai, melepaskan dirinya dari kesatuan Oak yang berdiri tegak dan kokoh, membiarkannya terombang-ambing di udara. Sendirian. Berputar, terlipat, melenting, meliuk gemulai atas kuasa sang angin, melayang tanpa tujuan. Dan mendarat.

Amanda meraih sehelai daun kering yang mampir di pucuk kepalanya, melirik sekilas ke arah pohon Oak angkuh tak jauh dari tempatnya berdiri. Musim gugur. Saatnya pepohonan meranggas sesuka hati mereka, menanggalkan apa yang harus mereka tanggalkan. Saatnya pasukan angin menghadirkan hembusan keruh, kering tak bertoleransi. Saatnya langit meredup, bunga-bunga memudar. Ditimpali dengan kejayaan Kau-Tahu-Siapa, lengkaplah sudah kenelangsaan dunia sihir. Gadis itu menghela nafas. Mungkin deskripsinya berlebihan. Memang. Komplikasi dari suasana hatinya, seems to be.

Ia menatap daun kering yang tergenggam di tangan kanan, terpekur tak terfokus seraya membelai sang daun perlahan dengan ibu jari. Detik berikutnya kedua matanya beralih, kini menatap secarik perkamen di tangan yang lain. Ya, dilema. Berikan atau tidak? Nekat sajakah? Amanda mendecakkan lidah, kesal pada dirinya sendiri karena tak mampu membuat keputusan. Hanya membuat keputusan, apa yang sulit?

Sulit, bodoh. Yang dihadapinya saat ini bukanlah hal yang mudah, asal kau tahu. Setidaknya baginya. Huft, maaf dunia, saat ini sang gadis cilik sedang berubah menjadi orang lain, bukan seorang Amanda Steinhart yang ceria seperti biasanya. Hatinya sedang kalut, kalau ia boleh jujur. Hanya karena sebuah alasan sepele. Ia sendiri tak percaya ketika menyadari penyebab utama dirinya sering melamun akhir-akhir ini. Mau tahu? Fine.

Satu kata. Cowok.

Tertawalah. Haha. Memang menggelikan melihat seorang Amanda tenggelam dalam kegalauan hanya karena seseorang. Anak laki-laki pula. Sulit untuk diterima, bahkan oleh dirinya sendiri. Namun kenyataan tak mampu diprediksi, dan mau tak mau ia harus menerima bahwa ia memang terpuruk gara-gara seorang pemuda. Terpuruk karena ia kini tahu apa yang selama ini ia rasakan, tetapi dengan terpaksa harus menguburnya dalam-dalam, hingga detik ini. Menyesakkan, tahu? Amanda membuka perkamen itu, membaca sekali lagi guratan-guratan pena bulu yang telah tertoreh.


To : Sylar Lazarus
Ada yang ingin kubicarakan. Danau, pukul 10 hari ini.

Amanda Steinhart




Singkat. Tetapi untuk menuliskan dua kalimat tersebut dibutuhkan waktu semalaman. Dan seharusnya perkamen a.k.a surat itu sudah sampai kepada sang penerima jika saja ia tak secara tiba-tiba berubah pikiran. Tadi malam ia telah membuat keputusan, ya, keputusan sinting dan nekat. Keputusan yang mungkin akan mengubah hidupnya. Keputusan yang ia anggap tepat untuk mengenyahkan sesak di hatinya. Tetapi lagi-lagi benaknya yang menang. Tidak, Amanda tak akan memberikan surat tersebut. Tidak akan ada pertemuan. Tidak ada yang perlu dibicarakan.

Karena ia terlalu pengecut. Katakan saja begitu. Karena ia belum siap menerima yang terburuk. Karena dirinya payah. Karena... Oh, terserahlah.

Amanda bersiap melepaskan perkamen itu, berniat untuk menjatuhkannya, membuang surat itu jauh-jauh ke bawah jembatan. Tak perlu ada yang tahu. Biarlah perasaan ini ia simpan sendiri, mengendap, dan perlahan menguap hilang. Amin. Harapan terbesarnya. Namun tepat pada saat itu angin memutuskan untuk berhembus, lebih kencang dari biasanya. Terkejut, ia tak mampu mencegah perkamen tersebut terbang, lepas dari genggamannya dan melayang ke tengah jembatan, ke arah jalan menuju kastil alih-alih jatuh ke bawah.

Oh my. Tolong jangan buat mood-nya bertambah buruk lagi. Please.

(OOC : Timeline : akhir pekan pukul 9. Judul credit to Shape of My Heart-Backstreet Boys)


One of my favorite post :x

Labels: ,


4:40 AM